Minggu, Agustus 23, 2009

Hakekat Puasa (2)

...
Ketika seseorang mulai berpuasa sebenar-benarnya, puasa semata karena Allâh, maka ia akan sampai pada derajat ketakwaan yang tiada lain adalah tujuan utama dari puasa itu sendiri. Merujuk pada ayat yang menjadi landasan pen-syariatannya (tasyrî’), kita melakukan ibadah puasa agar kita bertakwa. Kalimat terakhir dalam ayat tersebut berbunyi la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa). Secara filologis, salah satu makna la’alla adalah “harapan” dan “semoga”. Penggunaan kata ini bisa dimaknai secara filosofis, yaitu Allâh menandaskan bahwa puasa seseorang itu ada yang menyampaikannya pada derajat ketakwaan tetapi ada pula yang hanya bernilai lapar dan haus belaka bagi pelakunya. Lantas puasa seperti apa yang bisa menyampaikan pelakunya pada ketakwaan?. Asep Salahudin dalam bukunya Ziarah Sufistik : Wacana Spiritualitas Kaum Santri, mengemukakan bahwa :

“ … dalam anatomi Ramadhân, tersimpul tiga buah proses pemadatan kebaikan : mengenali diri (ma’rifat an-nafs), mengenali orang lain (ma’rifat al-ghayr) dan pada gilirannya memuncak pada al-hikmah al-‘ulyâ (kearifan teragung), yakni mengenali Tuhan (ma’rifatullâh).

“Mengenal” disini tentu saja tidak mengandung arti yang harfiah, tapi lebih menunjuk kepada muatan makna ruhani yang meniscayakan adanya keterlibatan dimensi empati dan dedikasi yang tinggi bagi kemanusiaan dan ketuhanan. Mengenali diri bisa kita “baca” dari penaklukan jiwa atas nafsu dan marah dengan bersabar menahan haus dan lapar seharian selama sebulan …(Q.S. 39:10)

Mengenali orang lain diperoleh dengan cara kita mengeluarkan zakat fitrah (dan zakat mâl). Orang berpuasa akan memiliki kepekaan sosial yang lebih karena mereka melihat sendiri langsung merasakan bagaimana pahit getirnya menahan rasa lapar …

Mengenal Tuhan dilakukan lewat ritual komunikasi intensif dengan-Nya melalui medium i’tikâf (Q.S. 2:125,187), kefasihan ber-tadarrus (Q.S. 26:192-195, 2:97), kebeningan munajat (Q.S. 20:186, 55:55), kekhusyuan tarawih dan di penghujung bulan dengan bersama-sama menggemuruhkan gema pengagungan Zat-Nya (takbîr) dalam menyambut hari kemenangan dalam kondisi yang suci (‘îd al-fithr)”

Dengan melatih diri untuk membiasakan ketiga proses pengenalan inilah yang akan menghantarkan kita pada tujuan puasa sejatinya berupa tercapainya derajat ketakwaan. Puasa kita tidak hanya menahan syahwat jasmani semata, tetapi juga dengan mempuasakan seluruh indera kita dari perbuatan dosa, nista dan aniaya. Selanjutnya kita bersihkan diri kita dari berbagai ampas duniawi dan menempatkan Allâh sebagai satu-satunya fokus konsentrasi. Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc mengatakan bahwa :


“ … Orang yang menikmati puasanya hanyalah orang yang melakukan puasa karena keimanan dan karena memenuhi kehendak Ilahi –îmânan wa-ihtisâban. Inilah puasa yang difirmankan Tuhan: Puasa hanyalah untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahalanya. Puasa yang dilakukan bukan untuk Tuhan adalah puasa tanpa jiwa, surat bîjân nabâsyad juz khayâl. Bentuk tanpa jiwa hanyalah khayalan hampa”

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan hidayah-Nya kepada kita untuk tetap berjalan menuju keridhaan-Nya. Kita jadikan momen Ramadhan kali ini sebagai media peningkatan kualitas fisik, psikis dan sosial, sembari kita mulai berusaha untuk melakukan ketiga proses pengenalan di atas. Mudah-mudahan usaha ini bisa memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang bertakwa, sesuai dengan hakekat dari tujuan puasa itu sendiri (2:183). Dan pada akhirnya akan mengantarkan kita menjadi semulia-mulianya makhluk di sisi-Nya (49:13). Âmîn Yâ Robb al-‘Âlamîn.

11 komentar:

  1. Bagus neh artikelnya buat baca2 pas puasa.

    keep posting & keep sharing

    Haryo Prabowo
    http://haryoprabowo.com/

    BalasHapus
  2. @yudhi: beneran yang komen ini mas haryo Uang Panas..it's an honour for me...nuhun mas. mudah2an bisnis online nya makin mantap. btw, thanks for cashback:-)

    BalasHapus
  3. Salam kenal sahabat.

    Jangan lupa submit artikel yang bermanfaat ini yebooo.com, sehingga akan lebih banyak yang membacanya.

    Terima kasih banyak

    BalasHapus
  4. semoga puasa kita bisa mencapai derajat yang tinggi. semoga dengan berpuasa sebulan kita bisa mengambil hikmahnya dan menjadi manusia yang teladan nantinya.

    makasih ya, sudah mampir ke blog saya :D
    ada new post lagi hehe

    BalasHapus
  5. syukur..bisa ketemu di dunia maya ayo kang semangatkan untuk posting setiap hari ane yakin anda adalah oarang terhebat di Man saat itu kecerdasanmu melebihi batas...subhanaallah ane punya teman kaya u..wah hebat

    BalasHapus
  6. @yeboo: saya coba submit ya..
    @antown: ammin, aku sgera kunjungi blogmu
    @deden hms: alhamdulillah, meski jarak diantara kita terbentang begitu jauh, tapi hati tetap terasa dekat, ini semua berkat rahmat dan berkahNya yang dilimpahkan pada kita semua...sya bangga punya teman sperti antum, juru dakwah yang begitu konsisten :-)

    BalasHapus
  7. apipabdullah.blogspot.comNovember 24, 2009 12:03 PM

    pak sepertinya saya baru denger tuh bayi yang baru lahir tapi dalam tubuhnya terdapat ayat-ayat al-qur'an

    BalasHapus
  8. Ass.pak, selama lin belaja sareng bapak kurang ti 3 tahun, lin te kaop nguping suanten bapak,lin sok deg-degan, sok paur lepat dina sagala hal......
    komo lamun bapa nuju nyesel ich..dag dig dug manahteh, pak lin harap bapa tong galak teuing kumargi belajarnage tara konsen sok bilih lepat....

    BalasHapus
  9. bpk hturan linggih,ieu blog yuni

    BalasHapus
  10. ass.punten pak ngiring ngunjungi blog bpk

    BalasHapus
  11. assalamuallaikum pak , tenti parantos

    BalasHapus